Kamis, 15 Maret 2012

TIPS

7 Cara Menghilangkan Jerawat Secara Alami :
  1. Lemon/Jeruk Nipis + Air Mawar. Lemon, jeruk nipis dan buah-buah sebangsanya mengandung citric acid yang sangat kaya, dimana citric acid ini sangat baik untuk memindahkan sel-sel kulit yang mati yang bisa menyebabkan jerawat. Caranya yaitu dengan mencampurkan jus/perasan lemon dengan air mawar kemudian oleskan di wajah dan biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas dengan air hangat. Penerapan terapi ini secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan memberikan hasil yang cukup luar biasa gunakan dan lihatlah apa yang terjadi.
  2. Putih Telur. Caranya yaitu, pisahkan kuning telur dan ambil putih telurnya saja. Kocok sebentar lalu oleskan ke wajah dan diamkan selama 15 menit. Putih telur ini akan membantu mengurangi minyak di wajah yang seringkali menyebabkan timbulnya jerawat.
  3. Pasta Gigi. Satu hal yang perlu diingat disini pasta gigi yang digunakan adalah yang bentuknya pasta(seperti Pepsodent) bukan yang bentuknya gel(seperti Close Up). Caranya hampir sama denga kedua cara di atas. Oleskan pasta gigi ke jerawat dan bagian lain di sekitar jerawat tersebut sebelum tidur. Biarkan semalaman/sampai pagi kemudian bilas dengan air bersih.

OH, BUNDA ! karya : Alief Murobby

Rintik-rintik hujan akhirnya mulai turun, membasahi kota Jogja. Mendung yang sedari tadi menggelayut, kini mulai memuntahkan isinya. Beberapa pengendara motor mulai menepikan kuda besi mereka untuk sekedar berteduh ataupun memakai jas hujan. Dinginnya air hujan rupanya tak mampu mendinginkan panasnya hati Ava. Tanpa memedulikan tangannya yang mulai kebas akibat sengatan hawa dingin dan bajunya yang basah kuyup, Ava terus menggeber Astrea Grand-nya menuju kearah barat daya, tepatnya menuju kearah alun-alun utara keraton. Ditebasnya jalanan dengan sangat lincah, tak peduli dengan orang-orang yang mengumpat saat terkena cipratan air dari motornya. Pikirannya sangat kalut. Lalu tanpa diinginkannya, Ava kembali mengingat peristiwa yang membuat hatinya sangat marah itu.

***
“ Bun, uang buat bayar kuliah semester ini mana?” tanya Ava pada ibunya yang sedang menghitung uang hasil penjualan nasi pecel yang dijualnya tiap fajar di stasiun Lempuyangan. Raut muka ibunya langsung berubah. Gelisah.

“ Bunda cuma dapet segini, Le,” ucap Bunda seraya menyerahkan seluruh uang yang tadi dihitungnya. Ava agak kaget begitu menghitungnya kembali. Cuma dua ratus ribu lebih sedikit.

“ Bunda ini gimana sih? Kan aku udah minta sejak seminggu yang lalu, masak cuma segini? Kalau cuma segini, jelas nggak akan cukup.” Nada suara Ava mulai meninggi. Warna wajahnya pun mulai memerah, pertanda emosinya mulai tersulut. Bunda tahu persis hal itu. Insting seorang ibu, mungkin.

“ Tapi Bunda hanya punya uang segini, Le. Nanti kalau dagangan Bunda laris, uangnya buat kamu semua. Bu Nugroho, tetangga kita yang kaya itu, juga bersedia meminjami ibumu ini uang. Ndak usah kuatir,” ucap Bunda dengan logat khas Jogja, sembari mengelus kepala anak laki-lakinya itu, berusaha meredam emosinya. Dengan kasar, Ava menyentakkan tangan ibunya, lalu berteriak marah.


ANAKKU SAYANG karya : Arnold Budhi Prasetyo

"Ayo, netek sama mama nak.... Biar anak mama cepat besar," Desi menimang-nimang bayi yang ada di tangannnya sembari menyusuinya.
"Nanti kalau sudah besar, mama ingin Zulfi jadi anak yang pintar, sukses, dan kuat biar bisa melindungi mama dari orang-orang yang ada di sana," Desi memandang orang-orang yang lalu lalang di hadapannya. Desi merasa setiap dari mereka menatap dirinya dan bayinya dengan raut wajah yang aneh.

"Apa kalian lihat-lihat?!! Mau menculik bayi saya ya?!! Pergi sana!!!" bentak Desi dengan suara yang keras kepada segerombolan bocah yang memandanginya, menunjuk-nunjuk, serta menertawakannya. Namun, terlihat pula ekspresi jijik dan ketakutan dari sekumpulan bocah itu. Desi tidak pernah mengerti mengapa mereka bersikap seperti itu kepadanya dan bayinya.
Tiba-tiba Desi merasa sangat ketakutan. Dia terlihat begitu gemetaran. Saking gemetarnya,hampir saja ia melepaskan bayi di pelukannya. Semua orang seakan menatapnya dengan pandangan tajam. Desi merasa bahwa dirinya telah melakukan suatu kesalahan fatal.

Desi pun berlari mencari perlindungan. Ditemukannya sebuah pohon beringin besar di tengah taman kota itu. Desi kemudian menuju ke sana dan bersembunyi di balik pohon itu.
"Sekarang kita aman, nak. Jangan bersuara ya, nanti mereka datang ke sini dan menemukan kita!" bisik Desi kepada bayi mungilnya.

"Anakku sayang, jangan menangis..... Janganlah kamu takut...... Mama di sini selalu menjagamu.....," Desi melantunkan sebuah lagu tidur untuk bayinya.
"Mama tidak akan meninggalkanmu..... Mama akan selalu di sampingmu, seperti mama yang ingin kamu selalu di samping mama...... Tidak ada yang bisa memisahkan kita............................... Meskipun Tuhan yang menghendakinya," Desi meneruskan lantunan lagunya dan perlahan mulai meneteskan air matanya.

Selasa, 06 Maret 2012

PERSAHABATAN karya : Kahlil Gibran

Dan jika berkata,
berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita;
Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,
mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.